Minggu, 20 Februari 2011

SEKELUMIT MENGINTAI KESEHATAN

Saya mengajak Saudara rileks sebentar untuk menengok bagian jasmani. Intermezo sedikit sambil terus berbenah tentang bagian yang sangat penting dalam hidup, yaitu menata roh kita. Jangan lupa terus membuat goal-goal; yang suka marah, emosi, temperamen tinggi, buatlah goal untuk tidak marah hari ini, besok tambah lagi, sampai seminggu dan makin berkurang tensi kemarahannya.
Tulislah kegagalan Saudara, mengapa bisa dengan mudah terpancing emosi. Jangan salahkan mereka, tapi Saudaralah yang harus mengendalikan diri, sebab itu adalah buah yang Tuhan mau agar tumbuhkan dalam hidup Saudara.

Merekalah orang yang Tuhan bawa untuk menolong Saudara menghasilkan buah itu, jadi mereka merupakan hamba Tuhan bagi Saudara. Tidak bisa bilang, “Aku sebenernya mau banget untuk berubah, tapi dia suka bikin aku emosi!” . Itu pernyataan yang keliru. Saudaralah yang mengendalikan emosimu.
Yang suka berkata sia-sia seperti sialan, setengah mati, eh anjing, bego, dan sebagainya agar membuat goal untuk mengekang lidah. Hafalkan ayat mengenai lidah, bibir, kata-kata, supaya jangan tiba-tiba Tuhan datang dan Saudara harus berhadapan untuk mempertanggungjawabkan hal-hal “kecil” seperti itu yang berbuntut tidak menyenangkan. Belajarlah di bumi ini selagi waktu masih ada.
Yang lain seperti tidak tunduk kepada otoritas, kepada suami, kepada bos, orang tua, belajarlah mengikuti kemauannya, walau menyakitkanmu. Tapi kapan lagi kalau bukan sekarang? Kapan lagi jika Saudara mengulur waktu dan berkeras? Besok? Tahun depan? Itu tidak akan terjadi – ambillah keputusan melakukannya hari ini. Untuk berubah itu sakit, gengsi, sukar, tapi tidak ada kebaikan yang akan Saudara nikmati tanpa dimulai dari kesakitan dulu. Mulailah hari ini.
Demikian dengan hal-hal seperti pornografi, masturbasi, perjudian, hutang, uang, itu harus segera dibenahi, lakukan pengeratan, jika mampu: TOTAL. Pertobatan selalu dibarengi dengan penyesalan dan pembalikan total.
Jika masih disimpan setengah-setengah, itu bukan pertobatan. Tuhan mau dan sangat ingin menolong Saudara, tapi Tuhan tidak akan melakukan apapun jika Saudara tidak memulainya dengan tindakan radikal. Baru Ia menyucikan engkau, menolong menguatkan engkau.
Sudah banyak kali saya menulis dan mengingatkan Saudara mengenai hal ini, dan untuk masuk ke pelajaran jasmani saya tidak mau tidak mengingatkan Saudara lagi minggu ini untuk membenahi roh Saudara, karena saya sangat mengasihi Saudara dan care terhadap pembaca yang kami kasihi dan doakan setiap hari.
Kali ini saya mau berbagi sekelumit yang saya ingat merupakan hal baik jasmani yang saya lakukan selama ini. Mungkin sudah banyak yang tahu, tapi mungkin ada yang belum tahu dan berfaedah buat kesehatan dan pengetahuan kita bersama.
Ada hal-hal yang saya lakukan sejak kecil, tapi ada yang baru. Tapi saya tidak tahu apakah semua bisa dibenarkan menurut kesehatan atau nasihat dokter, tapi jika Saudara membaca dan merasa kurang baik atau meragukan, mohon beritahukan kami agar bisa diralat atau melakukan yang lebih baik lagi. Dan jika Saudara punya masukan yang jauh lebih bagus, mengapa tidak dibagikan agar kita bisa broadcast hal-hal baik yang menyangkut kesehatan ke seluruh pembaca di dunia?
(a)    Kita terbiasa jika ada buah sedikit busuk pinggirnya, maka kita buang daerah busuknya, lalu yang masih bagus kita makan. Saya nggak inget dari mana pelajaran berharga ini, tapi sejak saya tahu bahwa itu tidak baik, saya udah nggak mau lagi makan buah yang sudah sedikit busuk.
Sebab, kalau sudah sedikit busuk, bukan hanya di sekitar situ saja, sebenarnya bakteri pembusukan sudah merambat ke bagian lain, dan mungkin sudah membusuk, hanya prosesnya saja yang tidak nampak secara kasat mata. Jadi pada dasarnya buah yang sudah busuk sebagian adalah busuk.
Mending mana, dibuang bin kehilangan uang atau lahap aja alih-alih cacingnya membesar dan berkembang biak di perut? Ya memang sih, apa yang masuk ke mulut keluar ke jamban; dan orang yang tidak berpengetahuan sedikit ganjarannya. Jadi sekarang sudah berpengetahuan, ngga bisa didelete…alamak.
(b)    Berikutnya adalah pelajaran yang saya petik dari bunda hamba. Kalau sehabis pulang dari bepergian, kita maunya langsung cuci kaki karena merasa kotor dan risih, kata bunda, kalau kaki abis cape dan kena air, urat-urat di kaki mudah keluar dan susah baliknya. Apalagi jika dibiasakan, maka kakinya jadi seperti berakar di kenampakan luar, kayak pohon pete.
(c)    Karena saya termasuk darah rendah, dulu kalau dari jongkok langsung berdiri, atau dari tidur langsung bangun, duduk langsung berdiri, maka mata langsung berkunang, di kepala berterbangan saturnus. Lalu saya dikirimin kiat tulisan pakar Cina mengenai hal 30 (detik) – yang kemudian saya terapkan dan hasilnya sangat bagus. Di tulisan itu, kita disuruh agar duduk 30 detik dulu sebelum berdiri dari kasur atau dari posisi tidur.
Jadi, kalau kita pas terbaring dan denger anak teriak, jangan langsung tunggang langgang, kita harus duduk dulu, hitung kurang lebih 30 detik, kemudian sprint. Sebab kalau tidak, mata gelap dan kita malah jatuh terjerembab. Waktu saya praktekin hal ini, beberapa kali dikirain lagi mikir atau pusing, karena diem aja dan nggak bergerak, taunya sedang praktek jurus kecinaan aja.
(d)    Saya juga lupa pakar kecantikan/kulit mana yang pernah memberitahu saya waktu masih remaja dulu; katanya kalau membersihkan wajah, jangan dari atas ke bawah, tapi sebaiknya dari bawah ke atas.
Sebab tubuh kita ikut gaya grafitasi bumi, jadi nggak usah diplorotin ke bawah lama lama sudah membawah, apalagi kalau tiap hari ditarikin ke bawah – biasanya pakai handuk, lap muka, cuci muka, melap muka dengan saputangan, dengan kapas, dsb.
(e)    Yang bagus, akhir-akhir ini saya belajar mengenai mujizat enzim. Kakak saya suruh baca buku yang baru saja dibacanya berjudul “The Miracle of Enzim”. Malam itu saya embat habis buku itu, dan saya yakin Saudara nggak perlu beli, sebab saya bisa menyimpulkan dengan sangat sederhana dengan bahasa ‘kedokteteran’ saya yang canggih.
Intinya yaitu, jika kita makan, liur kita itu adalah enzim yang sangat baik untuk membantu proses pencernaan dalam perut. Jadi, jika makanan sedang dikunyah dan pada waktu bersamaan dicampur dengan air, (makan plus minum sebanyaknya), maka air akan merusak kerja enzim dalam pencernaan. Jadi sebaiknya minumlah 30 menit sebelum makan atau/dan 30 menit sesudah makan.
Selain itu, kita sebenarnya kalau makan suka menikmati rasa yang sedang kita kunyah, kenapa harus langsung diguyur dengan es teh…? Sayang donk, jauh-jauh beli sup konro mahal bayarnya malah seolah cuman rasa es tehnya. Lha kalau keselek ? Boleh minum dikit, asal nggak segelas gedhe atau kecil, secukupnya untuk menggelontorkan nasi kering-kecantol.
(f)    Tips kesehatan berikutnya saya dapatkan pada waktu hamba berpuasa 40 hari. Pada waktu tubuh saya bersih, hidung jadi peka, mata jadi sangat tajam, pendengaran jadi kinclong, dan semua indera saya jadi plus-plus. Jadi kayak baby lagi, hanya saja bisa ngomong dan komplen. Jika saya disuguhin air di gelas yang dicuci pakai sabut bekas piring makan atau sabut lainnya, maka airnya jadi ikut pedas, asam, terasi dan rasa lainnya. Sejak itu saya jadi tahu, bahwa sebaiknya piring, gelas, mangkuk yang akan dipakai, sebaiknya dijarang air panas dulu (diguyur dan dibilas lagi dengan air mendidih).
Sebab ternyata sabun cucian kita yang walau sudah dibilas dengan air dingin masih tidak bisa menghancurkan bau yang nempel di piring atau mangkok dan gelas begitu saja. Jadi jika yang sudah bersih kelihatannya tapi sebenarnya masih kotor itu dituangin air panas/masakan baru, maka rasa makanan masa lalunya masih sangat kental berbaur dengan makanan atau air panas yang baru.
Jadi, kalau mau bersih dan sehat, sebaiknya bilaslah peralatan makan minum dengan air mendidih. Tapi, jika untuk kepentingan kesehatan yang mau kuat, nggak usah bersih malah aman kok, malah nggak mudah terkena penyakit. SARS juga ngga mempan masuk Indonesia katanya, karena jorok – maksudnya joroknya itu justru mempunyai nilai plus, sebab negara-negara yang terlalu bersih malah mudah terjangkit SARS dan flu burung, babi dan semacemnya.
(g)    Berikutnya tips ini didapat dari bunda lagi. Begini: kalau baju, baru dipakai dan masih basah karena keringat, jangan diuntel-untel jadi satu, sebaiknya dibuka dan diangin-angin. Sebab jika tidak, maka baju itu akan mahong-en. Mahong itu artinya, bintik-bintik warna kecoklatan muda, kayak beberapa wajahnya orang bule ada bintik-bintik di pipinya yang namanya freckle.  Mahong nggak bisa hilang dengan rinso atau air sabun lain, seperti flek di wajah. Apalagi kalau keringatmu bau, mahongnya bisa berbentuk pulau.
Dulu adik saya suka nggak pede, karena bau keringatnya. Dia keliling kota untuk cari cara menghilangkan bau keringat. Yang dia kuatirkan, bagaimana nanti kalau menikah. Saya kurang ngerti hubungannya antara keringat dan pernikahan. Padahal menikah tidak menikah keringat harus tetap dijaga supaya nggak bau.
Tapi kalau calon pasangan memang udah menerima dia sejak pacaran dengan bau itu, dia akan tetap mencintai dan nggak akan bercerai hanya karena baunya jadi makin sreng. Akhirnya bertemulah adik saya dengan obat mujarab yang sangat ampuh bernama TAWAS.
Kalau ngga tau tawas, tanyalah ke pemilik kolam renang, karena biasanya dipakai untuk membersihkan air kolam renang atau air sumur, supaya kotoran yang mengapung tenggelam. Carinya juga mudah dan murah, hanya di pasar atau toko kuno.
Tapi pasar tradisional lebih banyak jual. Caranya cuman ditumbuk, dan dikocok di air botol. Airnya diusapkan di seluruh bagian yang mengeluarkan bau. Dan jangan dilap lagi dengan handuk. Biarkan kering sebentar sebelum memakai baju. Dijamin deh
(h)    Yang ini saya belajar dari rekan kerja di kantor. Judulnya “digantung”. Kalau saya udah menggeliat kecapaian, teman saya mengingatkan agar badan saya digantung di meja. Caranya yaitu kedua tangan saya menindas meja, dan menggantungkan seluruh badan saya bertumpu pada kedua tangan itu sampai kaki melayang tidak menginjak bumi.
Lalukan beberapa detik dan ulangi lagi. Mengapa? Karena tulang kita bertahun-tahun sudah menopang seluruh tubuh, maka dia perlu direnggangkan dengan cara melepaskan kaki kita dari bumi dan minta tangan kita menopangnya agar tulang belakang/punggung dan otot-otot bisa rileks sebentar, tetapi dilakukan dengan pelan-pelan.
Hanya beberapa detik saya, untuk yang agak gemuk mungkin agak keberatan – jadi hati-hati dengan mejanya, jangan sampai patah dan marmer atau kayunya menancap di tubuh malah masuk IGD.
Mungkin ada benarnya waktu saya renungkan mengenai nasihat seseorang agar tidak meminum lagi air yang sudah kena air liur – contohnya, banyak orang mencucukkan mulutnya ke mulut botol, sehingga terjadi pembusukkan enzim dari liur kita di mulut botol dan mengkhamirkan seluruh air dalam botol itu. Atau memakai straw/sedotan/pipet, air liur sudah turun-naik di gelas itu.
Jadi, jangan meminum air yang kemarin yang ada bekas sedotan/pipet itu. Sebab enzim dan tertinggal kemarin akan menotori seluruh air dalam gelas atau botol. Buang saja, lakukan penggantian gelas setelah dipakai saat itu, jangan tinggalkan lalu sorenya atau malamnya dipakai lagi. Lebih baik ganti gelas baru jika sudah ditinggalkan beberapa jam.
(i)    Lebih jauh lagi pada waktu saya berkunjung ke rumah sahabat saya di Malaysia, saya lihat dia selalu ganti gelas tiap minum. Baru saja minum, dia sudah taruh di bak cucian. Saya berpikir bahwa itu juga ada hubungannya dengan kesehatan, yaitu waktu mulut kita ditempelkan ke bibir gelas, maka enzim juga sudah nempel di sana;
Jika dibiarkan sampai beberapa lama dan dipakai lagi, itu menjadi bakteri atau racun dan tidak sehat. Sampai saat ini saya nggak ganti gelas terus, tapi memang saya nggak pernah nyucup botol di bibir, selalu bisa ngucurin air glek, glek, sebanyaknya tanpa menyentuh bibir dan tanpa berhenti.
(j)    Resep terakhir ini saya dapatkan dari seorang wanita NTT. Waktu dia tahu saya kecapaian, katanya “mudah, jangan tidur pakai bantal.” Walaupun saya punya bantal yang empuk sedunia pemberian dari Ibu Wina dari Maastrich, tapi kalau kecapean, saya singkirkan bantal kenikmatan dunia saya itu.
Entah benar entah tidak ini resep, tapi apa salahnya saya mencobanya, tidur tanpa bantal jika capek. Orang jaman dahulu tidur berbantal batu, yang lainnya nggak mikir secanggih dia, semua sepertinya tidur tanpa bantal dan hidup ratusan tahun.
Nah, sekarang, kalau Saudara punya tips dan resep kesehatan atau apa saja yang bagus, kirimkan donk ke kami melalui fatkhurr@gmail.com, biar kita belajar barengan mengenai kehidupan, kesehatan, kebaikan. Kita menabur kebaikan, kita juga akan menuai lebih banyak hal baik. Itulah indahnya berbagi.
Karena sehat itu merupakan pilihan, saya persilahkan para Alumni MDP untuk meresapinya, dan selanjutnya terserah anda. (Andre Wahjudibroto)